Rabu, 13 Desember 2017

Inventarisasi dan Pemetaan Desa/Kelurahan Yang Masuk Kedalam Kawasan Hutan di Kabupaten Kapuas



Permukiman didalam suatu desa/ kelurahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dimana mereka bertempat tinggal dan berinteraksi sosial dengan sesama. Melihat bahwa kawasan desa/ kelurahan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat di suatu wilayah maka sangat tepat jika kawasan desa/ kelurahan dijadikan sebagai salah satu mata rantai dalam pengembangan wilayah selain pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Setelah kawasan desa/kelurahan terbangun maka kawasan tersebut perlu memiliki infrastruktur yang layak demi menunjang kegiatan masyarakat yang ada didalamnya.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun maka kebutuhan lahan untuk desa/kelurahan juga akan semakin meningkat. Dengan adanya kebutuhan lahan yang semakin meningkat maka harga lahan juga akan semakin meningkat pula. Dari hal tersebut akan berdampak kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah. Untuk menghadapi fenomena tersebut maka pemerintah mengusahakan pembangunan kawasan desa/ kelurahan dengan harga lahan yang terjangkau oleh penduduk berpenghasilan rendah. Untuk itulah kebijakan pemerintah mengenai pengembangan kawasan desa/ kelurahan ini perlu untuk dikaji lebih dalam. Selain itu karena kebutuhan tinggi maka sering terjadi pengalihan fungsi lahan non budidaya termasuk hutan menjadi kawasan desa/ kelurahan, seperti halnya yang terjadi di Kalimantan Tengah.
Mengingat telah ditetapkannya PERDA no. 5 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 - 2035 dimana masih banyak desa/ kelurahan/ permukiman/ fasum fasos/ prasarana dan sarana serta infrastruktur masuk alam kawasan hutan terutama di Kabupaten Kapuas khususnya yaitu sekitar 65 Desa, sehingga kegiatan Inventarisasi Dan Pemetaan Desa/ Kelurahan Yang Masuk Dalam Kawasan Hutan, bertujuan untuk menyajikan data dalam rangka pelepasan kawasan tersebut.
Dalam proyek ini tidak hanya memetakan mana desa/kelurahan yang masuk kedalam kawasan hutan saja. Akan tetapi, dalam proyek ini juga merekomendasikan terkait pelepasan hutan yang nantinya akan digunakan oleh masyarakat di 65 desa. Dalam penyusunan rekomendasi pelepasan hutan dilakukan melalui proses triangulasi terhadap usulan pemerintah desa yang dikonfirmasi melalui rencana tata ruang wilayah kabupaten, hasil kajian bencana daerah, tren perubahan penggunaan lahan 2012-2016, dan kondisi eksisting. Dari proses tersebut maka didapatkan rekomendasi pelepasan hutan yang nantinya akan digunakan oleh masyarakat sesuai dengan usulan di 65 desa.

DAFTAR PUSTAKA
PERDA no. 5 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 – 2035.

Kamis, 22 Desember 2016

Belum Efektifnya Pembangunan Desa

Belum Efektifnya Pembangunan Desa

Besarnya kucuran dana untuk desa yang berasal dari Pemerintahan Pusat, Provinsi dan Kabupaten untuk Desa diharapkan mampu menjadi modal utama untuk membangun sebuah Desa agar Desa menjadi lebih baik dan mampu untuk bersaing dengan Desa yang lain. Dengan adanya kucuran dana untuk desa yang begitu besar maka ada kekhawatiran jika dana desa dapat disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu. Besarnya dana desa tersebut bisa jadi disalahgunakan untuk berbagai kepentingan. Dari data yang didapatkan besarnya dana untuk desa dari pemerintahan Pusat  APBN 2016, anggaran dana desa dialokasikan sebesar Rp 46,9 triliun atau enam persen dari transfer daerah yang akan diberikan untuk desa sekitar 74.000 desa diseluruh Indonesia. Setiap desa nantinya akan mendapatkan kucuran dana desa sebesar Rp. 650 juta per tahun (kompas.com 20/4/2016). Begitu besarnya dana yang diberikan oleh pemerintah pusat yang diberikan untuk pengelolaan desa yang baik dan memakmurkan masyarakat perdesaan. Dengan besaran tersebut dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk berbagai kepentingan sehingga desa tidak menjadi maju melainkan menjadikan masalah untuk pembangunan di desa. Sangat banya bentuk bentuk penyalahgunaan anggaran desa.

Bentuk penyalahgunaan dana desa sangatlah bervariasi salah satunya adalah penyalahgunaan anggaran dana desa oleh Kepala Desa dimana dalam aturan Permendagri No. 113/2015 Kepala Desa diposisikan sebagai pemegang kekuasaan untuk mengatur pengelolaan dana untuk desa. Pada prosesnya hal itu memang digunakan untuk membiayai administrasi program pemerintahan desa namun lambat laun dengan meningkatnya kebutuhan hidup maka sebagian dana untuk desa bisa masuk kedalam rekening pribadi untuk memperkaya diri sendiri sehingga terdapat program-program pengelolaan desa yang awalnya sudah direncanakan dengan target waktu tertentu akhirnya bisa mangkrak atau tidak dapat diselesaikan dalam waktu dengan telah ditentukan karena kekurangan dana. Presentase penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa cukup besar apabila dilihat dari presentase DD dan ADD yaitu 30 %. Praktik ini sangat banyak dilakukan karena lemahnya kontrol pengawasan dari masyarakat. Selain itu juga banyak masyarakat desa yang kurang mengerti tentang anggaran untuk desa karena masyarakat desa belum “melek” untuk anggaran desa. Dengan adanya kekuasaan Kepala Desa yang begitu besar lembaga seperti Badan Permusyawaratan Desa dalam pengelolaan anggaran desa juga lemah. Hal tersebut menjadikan BPD sebagai stempel kebijakan perencanaan pembangunan dan penyusunan anggaran desa, akan tetapi tidak memiliki kekuasaan untuk menjatuhkan sanksi sosial.

Dengan adanya masalah diatas maka pembangunan desa belum efektif. Selain itu juga tujuan dari pemberian kucuran dana desa yang besar awalnya digunakan untuk pengelolaan desa menjadi lebih baik akhirnya menjadikan desa lambat dalam pembangunannya yang nantinya akan berdampak kepada masyarakat desa. Masyarakat desa yang awalnya ingin makmur malah akan sengsara dengan adanya penyalahgunaan anggaran desa oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Untuk solusi dari kasus diatas maka perlu adanya sinergi dari berbagai elemen masyarakat untuk mengatasi penyalahgunaan anggaran desa. Selain itu juga harus adanya pengawasan dari masyarakat dan juga harus adanya transparansi penggunaan anggaran desa setiap tahunnya sehingga masyarakat dengan mudah untuk melihat penggunaan anggaran dana untuk pengelolaan desa. Dengan adanya monitoring dan sinergi dari berbagai elemen masyarakat maka diharapkan pembangunan desa dapat menjadi lebih baik serta dapat meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa sehingga setiap desa dapat memberikan Pendapatan Asli Daerah di masing-masing daerah.

Daftar Pustaka


http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/04/20/134134826/Tahun.Depan.Tiap.Desa.Dapat.Angaran.di.Atas.Rp.1.Miliar

Selasa, 24 Mei 2016

Tugas Perencanaan Kota

Profil Kota Bengkulu

A.    Gambaran Umum Kota Bengkulu
Kota Bengkulu memiliki luas wilayah 151,7 Km2 menurut hasil survei terakhir Bakosurtanal. Ditinjau dari keadaan geografisnya, Kota Bengkulu terletak di pesisir barat pulau Sumatera dan berada diantara 3 derajat 45 menit – 3 derajat 59 menit lintang selatan serta 102 derajat 14 menit – 102 derajat 22 menit bujur timur.
Kota Bengkulu memiliki relief permukaan tanah yang bergelombang, terdiri dari dataran pantai dan daerah berbukit- bukit serta di beberapa tempat terdapat cekungan alur sungai kecil. Dengan batas-batasan wilayah sebagai berikut :
·         Batas Utara : Kabupaten Bengkulu Utara
·         Batas Selatan : Kabupaten Bengkulu Selatan
·         Batas Timur : Kabupaten Bengkulu Utara
·         Batas Barat : Samudera Hindia
Gambar 1. Peta Administrasi Kota Bengkulu
Sumber : www.bengkulukota.go.id

Kota Bengkulu yang semula terdiri dari 4 kecamatan dengan 57 kelurahan dimekarkan menjadi 9 kecamatan dengan 67 kelurahan. Pembentukan kecamatan dan kelurahan tersebut telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2003. Berdasarkan Perda No 28 Tahun 2003 tersebut, secara administratif, Kota Bengkulu terdiri atas 8 Kecamatan yaitu Kecamatan Selebar dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Kampung Melayu dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Gading Cempaka dengan 11 Kelurahan, Kecamatan Ratu Samban dengan 9 Kelurahan, Kecamatan Ratu Agung 8 Kelurahan, Kecamatan Teluk Segara dengan 13 Kelurahan, Kecamatan Sungai Serut 7 Kelurahan dan Kecamatan Muara Bangkahulu dengan 7 Kelurahan.
NO
KECAMATAN
KELURAHAN







1







Teluk Segara
Ø  Kelurahan Malabero
Ø  Kelurahan Kebun Ros
Ø  Kelurahan Pasar Melintang
Ø  Kelurahan Pintu Batu
Ø  Kelurahan Kebun Keling
Ø  Kelurahan Pondok Besi
Ø  Kelurahan Berkas
Ø  Kelurahan Sumur Meleleh
Ø  Kelurahan Pasar Baru
Ø  Kelurahan Jitra
Ø  Kelurahan Bajak
Ø  Kelurahan Tengah Padang
Ø  Kelurahan Kampung Bali



2


Gading Cempaka
Ø  Kelurahan Padang Harapan
Ø  Kelurahan  Jalan Gedang
Ø  Kelurahan  Lingkar Barat
Ø  Kelurahan Sidomulyo
Ø  Kelurahan Cempaka Permai


3


Selebar
Ø  Kelurahan  sukarami
Ø  Kelurahan Bumi Ayu
Ø  Kelurahan Pagar Dewa
Ø  Kelurahan Betungan
Ø  Kelurahan Pekan sabtu



4



Muara Bangkahulu
Ø  Kelurahan Bentiring
Ø  Kelurahan Bentiring Raya
Ø  Kelurahan Rawa Makmur
Ø  Kelurahan Rawa Makmur Permai
Ø  Kelurahan  Kandang Limun
Ø  Kelurahan Beringin Raya
Ø  Kelurahan Pematang Gubernur



5



Sungai Serut
Ø  Kelurahan Kampung kelawi
Ø  Kelurahan Semarang
Ø  Kelurahan Tanjung  Agung
Ø  Kelurahan Tanjung  Jaya
Ø  Kelurahan Surabaya
Ø  Kelurahan Pasar Bengkulu
Ø  Kelurahan Sukameindu




6




Ratu Samban
Ø  Kelurahan Penurunan
Ø  Kelurahan Kebun Dahri
Ø  Kelurahan Belakang Pondok
Ø  Kelurahan  Anggut Dalam
Ø  Kelurahan Kebun Geran
Ø  Kelurahan Pengantungan
Ø  Kelurahan Anggut Bawah
Ø  Kelurahan Padang  jati
Ø  Kelurahan Anggut Atas



7



Ratu Agung
Ø  Kelurahan Lempuing
Ø  Kelurahan Kebun Tebeng
Ø  Kelurahan Tanah Patah
Ø  Kelurahan Nusa Indah
Ø  Kelurahan Kebun Beler
Ø  Kelurahan Kebun Kenanga
Ø  Kelurahan Sawah Lebar
Ø  Kelurahan Sawah Lebar Baru



8


Kampung  Melayu
Ø  Kelurahan Kandang
Ø  Kelurahan Kandang Mas
Ø  Kelurahan Teluk Sepang
Ø  Kelurahan Sumber Jaya
Ø  Kelurahan Padang  Serai
Ø  Kelurahan Muara Dua


9


Singaran Pati
Ø  Kelurahan Panorama
Ø  Kelurahan Jembatan Kecil
Ø  Kelurahan Dusun Besar
Ø  Kelurahan Padang Nangka
Ø  Kelurahan Timur Indah
Ø  Kelurahan Lingkar Timur
Sumber : BPS Kota Bengkulu, 2013
B. Gambaran konstelasi wilayah dalam lingkup wilayah yang lebih luas
Kota Bengkulu adalah ibukota Provinsi Bengkulu.  Bengkulu yang dahulu disebut Bencoolen merupakan kota pelabuhan tua Bencoolen yang dijadikan kota pendudukan dan perdagangan oleh Inggris pada abad XVIII dan XIX.  Pelabuhan Bengkulu (Pelabuhan Pulau Baai) berada sekitar 20 km dari Pusat Kota Bengkulu dan memiliki hinterland yang cukup luas dengan potensi pertambangan, perkebunan dan kehutanan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan agrobisnis, pertambangan dan industri. Kota ini terkenal karena pernah menjadi tempat pengasingan Bung Karno dalam kurun tahun 1939 – 1942 pada masa penjajahan Belanda sampai pendudukan Jepang. Selain itu, di kota ini terdapat benteng peninggalan masa pendudukan Inggris, Fort Marlborough, yang terletak di tepi pantai.
Pertumbuhan dan perkembangan Kota Bengkulu tidak saja dipengaruhi oleh fungsi dan kedudukan kota dalam lingkup regional, tetapi juga oleh keadaan internal kota itu sendiri. Perkembangan internal juga merupakan faktor yang mendorong pembangunan kota, karena tidak saja mempertimbangkan aspek-aspek potensial perkotaan, tetapi juga kemampuan dan keterbatasan yang ada. Penelaahan permasalahan wilayah kota dapat menjadi pertimbangan pokok yang menentukan kelayakan rencana pengembangan yang akan disusun.  Menurut RTRW Kota Bengkulu tahun 2012-2032, Tujuan Kota Bengkulu adalah Mewujudkan tata ruang yang nyaman, aman, produktif dan berkelanjutan berbasis mitigasi bencana untuk mendukung terwujudnya Kota sebagai kawasan kota wisata dan berpendidikan berskala nasional serta pusat perdagangan dan jasa berskala regional di wilayah Pesisir Barat Wilayah Sumatera. Untuk Mewujudkan tujuan Kota Bengkulu maka perlu adanya kebijakan yang sesuai dengan RTRW Kota Bengkulu. Adapun kebijakan menurut RTRW Kota Bengkulu sebagai berikut :
1)   Pengembangan dan pemantapan sistem pusat pelayanan Kota sebagai kesatuan sistem yang terpadu dan berhierarki.
2) Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah Kota dan peningkatan kualitas serta jangkauan pelayanan utilitas Kota.
3)    Pengembangan dan pengelolaan kawasan budidaya.
4)    Pengelolaan kawasan lindung untuk mendukung pembangunan Kota yang berkelanjutan.
5)    Pengelolaan kawasan rawan bencana.
6) Penetapan kawasan strategis Kota dari sudut kepentingan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup.

7)    Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.


C.    Fungsi Utama dan Pendukung Kota Bengkulu
Akan tetapi pada hakikatnya wilayah perencanaan dalam lingkup wilayah yang lebih luas (makro) tidak hanya terbatas sampai kepada wilayah Kota Bengkulu, akan tetapi juga meliputi upaya pemahaman dan mengevaluasi berbagai potensi dan interaksinya terhadap wilayah Kota Bengkulu dari wilayah di dalam konstelasi yang lebih luas, maka perlu dilakukan pemahaman mengenai posisi dan kedudukan Kota Bengkulu didalam sistem perwilayahan Provinsi Bengkulu. Berdasarkan RTRW Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2032, Kota Bengkulu ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional di bidang ekonomi khususnya sebagai pertumbuhan kawasan. Adapun fungsi PKNp yang terdapat di RTRW Provinsi Bengkulu sebagai berikut :
1)  Kawasan perkotaan yang kedepannya berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan Internasional.
2)    Kawasan perkotaan yang kedepannya merupakan kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi.
3)  Kawasan perkotaan yang kedepannya berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Untuk mendukung fungsi tersebut maka harus dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Peningkatan kapasitas pelayanan Bandara Nasional Fatmawati Soekarno sebagai pusat penyebaran tersier menjadi pusat pelayanan sekunder atau primer.
2)    Pengembangan pelabuhan laut Pulau Baai sebagai pelabuhan laut Utama.
3)    Fungsionalisasi terminal regional.
4)    Pengembangan infrastruktur jalan kota.
5)    Peningkatan pelabuhan perikanan Samudera.
6)   Pengembangan sarana perdagangan Pasar Panorama dan Pasar Minggu sebagai pasar induk antar wilayah.
7)    Pengembangan sarana pendidikan perguruan tinggi.
8)    Pengembangan sarana kesehatan.
9)    Peningkatan kapasitas pelayanan air minum sesuai kebutuhan masyarakat.
10)Peningkatan TPA regional serta prasarana dan sarana persampahan.
11)Peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana permukiman.
D.    Kependudukan
  • Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Bengkulu Tahun 2014

Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk (ribu orang)
Rasio Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Selebar
30,4
29,6
5,9
102,70
Kampung Melayu
18,1
17,4
35,6
104,02
Gading Cempaka
21,0
21,3
42,3
98,59
Ratu Agung
25,3
25,2
50,5
100,40
Ratu Samban
12,4
12,8
25,2
96,88
Singaran Pati
20,7
20,5
41,2
100,98
Teluk Segara
11,6
12,2
23,8
95,08
Sungai Serut
11,6
11,7
23,3
99,15
Muara Bangkahulu
21,0
20,0
41,0
105,00
Total
172,1
170,8
342,8
100,82
Sumber : Kota Bengkulu Dalam Angka 2015
Jumlah penduduk Kota Bengkulu berdasarkan tiap Kecamatan dengan total 342,8 ribu orang pada tahun 2014, sedangkan rasio jenis kelamin Kota Bengkulu berdasarkan tiap Kecamatan dengan total sex rasio 100,82 ribu oarang pada tahun 2014. Jumlah penduduk pada tahun tersebut di dominasi jumlah penduduk laki-laki. Selisih antara jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan sangat tipis yaitu sebesar 1,3 ribu orang. Jumlah penduduk Kota Bengkulu mengalami peningkatan sebesar 2,50 persen debandingkan dengan tahun 2013 yang berjumlah 334.529 jiwa.
  • Banyaknya Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Bengkulu Tahun 2014
Nama Kecamatan
Banyak Penduduk
Luas Wilayah (m2)
Kepadatan
Selebar
5,9
40890
1,46
Kampung Melayu
35,6
40091
0,89
Gading Cempaka
42,3
9687
4,37
Ratu Agung
50,5
7840
6,44
Ratu Samban
25,2
2847
8,85
Singaran Pati
41,2
10867
3,79
Teluk Segara
23,8
2558
9,30
Sungai Serut
23,3
7740
3,01
Muara Bangkahulu
41,0
24357
1,68
Jumlah
342,8
146877
2,33
Sumber : Kota Bengkulu Dalam Angka 2015
Total luas wilayah Kota Bengkulu menurut tiap Kecamatan pada tahun 2014 sebesar 146.877 m2 dengan kepadatan penduduk 2,33 ribu jiwa/m2 artinya  tiap 1 m2 terdapat 2,33 ribu jiwa penduduk.
·         Banyak Penduduk Menurut Agama di Kota Bengkulu
Jumlah tempat peribadatan umat Islam pada tahun 2014 sebanyak 369 masjid, untuk agama Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha, masing-masing sebanyak 17 buah gereja Protestan, 2 buah gereja Katolik, 1 buah Pura dan 2 buah Vihara.
Dilihat dari data banyaknya umat beragama, mayoritas penduduk Kota Bengkulu memeluk agama Islam yakni 95,54%. Penduduk yang bergama Kristen Protestan 3,20%, Katolik 0,84%, Hindu 0,08%, Budha 0,33% dan Konghucu 0,003%.
Gambar 2. Presentase Penduduk Kota Bengkulu Berdasarkan Agama
Sumber : Kota Bengkulu Dalam Angka 2015
·         Angkatan Kerja

Angkatan Kerja menunjuk pada kelompok penduduk yang berada pada pasar kerja,yaitu penduduk yang berumur 15 tahun keatas yang siap terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif. Mereka yang dapat diserap oleh pasar kerja digolongkan sebagai bekerja sedangkan yang tidak/belum diserap oleh pasar kerja yaitu mereka yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, kemudian digolongkan sebagai pengangguran.
Gambar 3. Presentase penduduk 15 th keatas yang bekerja menurut tingkat pendidikan di Kota Bengkulu, 2014
Sumber : Kota Bengkulu Dalam Angka 2015
Pada Tahun 2014, penduduk umur 15 tahun keatas yang termasuk angkatan kerja di Kota Bengkulu sebanyak 63,64%, dan selebihnya sekitar 36,36% merupakan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja sebesar 60,21% dan mencari pekerjaan/pengangguran sebesar 3,43%. Sementara itu yang bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bersekolah 16,79%, mengurus rumah tangga 15,78% dan lainnya sebesar 3,80%.
·         Sosial Budaya
Sebagai ibukota Provinsi Bengkulu yang didatangi dari berbagai kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Bengkulu dengan demikian bahasa yang dipakai di kota ini pada umumnya terdapat empat bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Bengkulu, yakni :  Bahasa Melayu, Bahasa Rejang, Bahasa Pekal, Bahasa Lembak. Penduduk Kota Bengkulu berasal dari tiga rumpun suku besar terdiri dari Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu.
Di bidang kehidupan beragama, kesadaran melaksanakan ritual keagamaan mayoritas penduduk yang beragama Islam secara kuantitatif cukup baik. Kesadaran di kalangan pemuka agama untuk membangun harmoni sosial dan hubungan intern dan antar umat beragama yang aman, damai dan saling menghargai cukup baik. Dengan pemeluk mayoritas umat Islam cukup memberikan warna dalam pembangunan di Kota Bengkulu.
Di samping itu, terdapat adat dan istiadat yang cukup akrab dengan masyarakat Bengkulu, di antaranya: Kain Basurek, merupakan kain bertuliskan huruf Arab Gundul. Kepercayaan masyarakat di Kota Bengkulu umumnya atau sebesar 97,6% lebih menganut agama Islam. Upacara adat juga banyak dilakukan masyarakat di Provinsi Bengkulu seperti, sunatan rasul, upacara adat perkawinan, upacara mencukur rambut anak yang baru lahir. Salah-satu upacara tradisional adalah upacara “Tabot”, yaitu suatu perayaan tradisional yang dilaksanakan dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 Muharram setiap tahunnya, untuk memperingati gugurnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad SAW oleh keluarga Yalid dari kaum Syiah, dalam peperangan di Karbala pada tahun 61 Hijriah. Pada perayaan Tabot tersebut dilaksanakan berbagai pameran serta lomba ikan-ikan, telong-telong, serta kesenian lainnya yang diikuti oleh kelompok-kelompok kesenian yang ada di Provinsi Bengkulu, sehingga menjadikan ajang hiburan rakyat dan menjadi salah-satu kalender wisatawan tahunan.
Falsafah hidup masyarakat setempat, “Sekundang-Setungguan, Seio-Sekato”. Bagi masyarakat Bengkulu pembuatan kebijakan yang menyangkut kepentingan bersama yang sering kita dengar dengan bahasa pantun yaitu: ”ke bukit sama mendaki, ke lurah sama menurun, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Selain itu, ada pula ”bulek aia dek pembuluh, bulek kato dek mufakat”, artinya bersatu air dengan bambu, bersatunya pendapat dengan musyawarah.
Falsafah hidup ini mampu meningkatkan kerukunan dan kualitas membangun kerjasama di antara masyarakat Kota Bengkulu, sehingga ketika mereka berbaur masih tetap bisa bekerjasama meskipun yang berbeda suku dan bahasa.  Hal ini terlihat di beberapa instansi pemerintah maupun swasta mereka bisa saling bantu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam tataran ilmu sosiologi kondisi masyarakat seperti ini, disebut masyarakat yang mempunyai modal sosial.
E.    Ekonomi
·     Produk Domestik Bruto seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Kota Bengkulu, 2014
Sumber : Kota Bengkulu Dalam Angka 2015
·         Distribusi Presentase PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha Kota Bengkulu, 2014
Sumber : Kota Bengkulu Dalam Angka 2015

F.    Perusahaan Air Minum
Sejumlah warga Kota Bengkulu mengeluhkan pelayanan PDAM menyusul aliran air bersih yang tersendat-sendat. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2. Adanya penurunan produksi PDAM tahun 2014 sebesar 11,56% dibandingkan tahun 2013 yakni 17.983.338,7 m3 menjadi 14.557.513,7 m3 saja.
Gambar 4. Produksi dan Nilai Produksi (Ribu Rp) PDAM Kota Bengkulu 2012-2014
Sumber : Kota Bengkulu Dalam Angka 2015

·     G.    Perusahaan Listrik Negara
Produksi listrik yang dihasilkan PLN pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 10,28% terhadap tahun 2013 dengan nilai produksi sebesar 324.994.981 kwh. Sementara itu, jumlah pelanggan sebanyal 98.785 orang atau meningkat sebesar 7,7% dengan penjualan listrik sebanyak 579.962 juta rupiah.
Gambar 5. Produksi PLN (Kwh) Kota Bengkulu 2012-2014
Sumber : Kota Bengkulu Dalam Angka 2015

Gambar 6. Jumlah Pelanggan PLN Kota Bengkulu 2012-2014

Sumber : Kota Bengkulu Dalam Angka 2015


H.    Kondisi Jalan
Kondisi jalan, panjang jalan di Kota Bengkulu dengan kondisi baik sepanjang 902,58 km (94%) Kondisi sedang 47,65 km (5%), Kondisi rusak ringan 5,05 km (1%).
Gambar 7. Kondisi Jalan di Kota Bengkulu
Sumber : Kota Bengkulu Dalam Angka 2015

I.    ­­Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kota Bengkulu
Sumber : Kota Bengkulu Dalam Angka 2015

Kondisi fasilitas kesehatan di Kota Bengkulu dari tahun 2012-2014 mengalami penambahan di beberapa fasilitas kesehatan meskipun tidak begitu banyak mengalami penambahan. Hal ini sangat baik untuk menunjang kesehatan masyarakat Kota Bengkulu.

J.    Banyaknya Fasilitas Pendidikan di Kota Bengkulu
Sumber : Kota Bengkulu Dalam Angka 2015

K.    Potensi dan Masalah di Kota Bengkulu
·         Potensi
Berdasarkan hasil pencermatan terhadap data sekunder dapat diidentifikasi beberapa potensi yang terdapat di Kota Bengkulu yang memepengaruhi perkembangan Kota Bengkulu yaitu :
1.      Kondisi topografi Kota Bengkulu yang variatif memungkinkan pengembangan jalur evakuasi dan titik-titik atau area penyelamatn pada lahan dengan ketinggian >20m sebagai upaya antisipasi terhadap bencana (gempa bumi dan gelombang tsunami).
2.      Pelabuhan Bengkulu (Pelabuhan Pulau Baai) berada sekitar 20 km dari Pusat Kota Bengkulu dan memiliki hinterland yang cukup luas dengan potensi pertambangan, perkebunan dan kehutanan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan agrobisnis, pertambangan dan industri.
3.      Potensi Air di Kota Bengkulu sangat melimpah, dan bisa dilihat dari banyaknya aliran sungai yang melintasi daerah ini. Dalam pengelompokan Satuan Wilayah Sungai (SWS), sungai-sungai di wilayah Kota Bengkulu termasuk dalam SWS 01.28 (Nasal – Alas - Talo).
4.      Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan dan kelautan dalam skala lokal dan regional.
5.      Potensi pengembangan wisata alam (pantai dan danau) dan wisata budaya (situs-situs peninggalan zaman pendudukan Inggris dan Belanda).
6.      Transportasi laut di Kota Bengkulu ditunjang oleh adanya sungai, selain itu potensi ini ditunjang pula dengan adanya Pelabuhan Pulau Baai yang terbuka untuk perdagangan dalam dan luar negeri. Melalui pelabuhan Pulau Baai ini, Kota Bengkulu terhubungkan secara regional dengan antar pulau dan kota lain. Untuk pelayanan pergerakan orang, hanya mempunyai rute pelayanan dari Kota Bengkulu ke Pulau Enggano.
·         Masalah
Selain potensi, Kota Bengkulu juga memiliki beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi perkembangan Kota Bengkulu seperti :
1.      Berdasarkan letak geografis tersebut, Kota Bengkulu mempunyai lingkungan pantai yang berhadapan dengan rezim energi (gelombang) kuat, yang dipengaruhi oleh swell dan diperkirakan menimbulkan erosi alami pantai akibat gelombang besar tersebut. Erosi alami pantai atau abrasi pantai ini berpotensi untuk menimbulkan sedimen pada garis pantai dan hal ini akan diperparah oleh suplai sedimen dari das besar yang terletak di sekitar Kota Bengkulu.
2.      Belum memiliki kawasan industri pabrikan (skala besar dan menengah ke atas) bagi pengembangan sektor industri.
3.      Souvenir dari Kota Bengkulu relatif harganya mahal dengan kualtias tidak kompetitif.
4.      Kualitas SDM relatif masih rendah.

L.    Potensi yang dapat dikembangkan di Kota Bengkulu
       Kota Bengkulu memiliki beberapa obyek wisata yang potensial dikembang-kan untuk mendukung perkembangan kota secara keseluruhan. Obyek wisata yang ada dapat dikelompokan dalam Wisata Alam dan Wisata Sejarah.
       Obyek wisata alam yang paling dikenal di Kota Bengkulu adalah Pantai Panjang yang memanjang dari Pelabuhan Pulau Baai sampai ke perbatasan Kota Bengkulu dengan Kabupaten Bengkulu Utara.  Selain itu adalah Kawasan Cagar Alam Dusun Besar yang di dalamnya juga berada Danau Dendam Tak Sudah.
         Kawasan Pantai Panjang sedang dikembangkan sebagai Taman Wisata Alam yang sudah memiliki rencana pengembangan dan saat ini sedang dalam tahap pembangunan. Pengembangan Taman Wisata Alam Pantai Panjang ini akan diintegrasikan dengan obyek wisata sejarah yang juga berada di kawasan pesisir Kota Bengkulu, seperti Benteng Marlboroungh, Benteng York di Muara Sungai Serut, Tapak Paderi, Kawasan Pecinaan, dan Tugu Thomas Parr.